1. Intensitas sinar matahari yang tidak
terlalu
banyak (sebagian terlindung) pada umumnya
akan menghasilkan serat yang kuat, halus,
dan mirip sutera (strong, fine and silky fibre)
[Kirby, 1963,
Doraiswarmy et al., 1993].
2. Secara mikroskopi
penampang membujur serat nanas dilihat dengan scanning elektron mikroskop,
permukaannya tediri atas fibril–fibril dan dengan sinar X menunjukkan bahwa
serat nanas mempunyai derajat kristalinitas yang tinggi dengan sudut spiral
kira-kira 15o. Pada daerah kristalin molekul-molekulnya tersusun lebih
kuat/kencang dengan ikatan hidrogen dan gaya van der waals, sehingga serat
nanas mempunyai kekuatan yang relatif tinggi.
3. Kekakuan
lentur atau Flexural rigidity dan torsional rigidity serat relatif lebih tinggi
dibanding kapas. Hal ini menyebabkan serat mempunyai ketahanan yang besar untuk
digintir (twist), sehingga serat cenderung tidak segera tergintir pada saat
proses penggintiran selesai. Oleh karena itu serat cenderung kaku dan agak
sulit untuk mendapatkan serat yang kompak seperti yang dikehendaki.
4. Sifat
porous dan menggelembung (swelling) pada serat nanas menunjukkan adanya sifat
daya absorbsi lembab dan kemampuan untuk dicelup.
Kekurangan:
Properties lain dari serat daun nanas
adalah penurunan kekuatan serat dalam
kondisi basah (wet conditions), seperti terlihat
pada Tabel 6. Penurunan kekuatan pada
kondisi ini mungkin disebabkan adanya
penetrasi molekul-molekul air kedalam rantai
molekul multicellular cellulose serat, sehingga
menimbulkan penggelembungan (swelling)
pada serat dan mengakibatkan terjadinya slip
antar molekul-molekul serat pada saat diberi beban.
Tabel 6. Tenacity dan Elongation Serat
Daun Nanas
pada Kondisi Kering dan Basah
Sifat Mekanik
Konditisi Serat Untreated Degumming
Sifat
mekanik
|
Kondisi
serat
|
|
untreated
|
Degumming
|
|
Tenacity (CN/tex)
- Dry
- Wet
|
38.4
16.6
|
36.5
16.2
|
Breaking elongation
(%)
- Dry
- Wet
|
2.9
2.7
|
3.3
2.9
|
Sama halnya dengan serat-serat yang
berasal dari tumbuhan (vegetable fibres),
penurunan kekuatan serat daun nanas juga
terjadi apabila serat tersebut dipendam
didalam tanah. Penelitian menunjukkan
pemendaman serat daun nanas dalam tanah
selama 3 hari mengakibatkan penurunan
kekuatan serat berkisar 37.1%, penurunan
kekuatan ini masih lebih baik dibanding
dengan serat sisal dan jute yang mengalami
penurunan dramatis, yaitu 75.9% dan 80%
[Kirby, 1963]. Hal ini dapat dipahami karena
hampir semua serat-serat alam (natural fibres)
dengan kondisi atau penyimpanan yang
kurang baik akan rentan terhadap serangan
micro-organism, jamur maupun bakteri-bakteri
pembusuk lain yang dapat menyerang cell-cell
cellulose serat.